#8 Mudik Naik Verza?
hehe
Ngapain sih mudik naik motor?
Padahal bisa mudik naik kereta atau bis
Gaya gaya an aja lu, kenapa napa di jalan gimana coba?
Assalamualaikum
Setelah sekian lama alhamdulillah akhirnya bisa ngepost lagi. Mungkin banyak yang mikir juga, ngapain sih masih nulis di blog? sekarang kan jamannya orang ngeblog lewat video (Vlog). Males juga kan mbacanya, enakan liat video.
oke, pertama, aku nggak punya action cam. Kedua, aku nggak punya peralatan khusus untuk MotoVlogging (mic helm, tempat action camnya, dll). Ketiga, aku emang nggak pinter ngomong.
Apalagi untuk huruf ke-18 dalam alfabet itu.
Nah, sekarang kenapa aku nulis lagi? Padahal biasanya sibuk, ga sempet nulis, dikejar deadline, tugas, pr, dan sebagainya.
Sebabnya adalah..... suwung wkwk
Iya, suwung sekali di sini. tidak ada yang bisa dilakukan di rumah mbah. walaupun sebenernya udah bawa novel dan kerjaan (kerjaan apa hayooo), tapi tetep aja bosen. Selain itu, aku juga ada pengalaman yang mau aku bagi di sini, yaituuu........ MUDIK
MUDIK
MUDIK
MUDIK
YEAY
Apa spesialnya mudikku kali ini?
kan ya cuma mudik aja
ke kampung halaman
udah.
Siapa bilang gitu aja, satu hal yang spesial adalah aku mudik bersama Honda Verza Multistrada 150 ku (sak karep e dewe lek njenengi). Bukan verza biasa lagi, makanya dikasih embel embel nama "multistrada". Shockbreaker depan belakang ditinggiin 5cm. Pasang klakson horn sama lampu plasma (ada yang bilang lampu DRL) . Windshield Nmax juga nempel di depan. Cover engine juga nggak ketinggalan. Bracket ken rama + box gagah di belakang. udah bukan verza biasa lagi kalo gini.
Kenapa mudik pakai motor? orang bilang, mudik naik motor itu lebih cepet terus juga biar nanti mobilitas di kampung halaman lebih leluasa. untuk alasan kedua, aku setuju, dan memang salah satu alasanku. untuk alasan yang pertama.... nanti tak ceritain wkwk.
Selain karena aku pengen bisa jalan jalan di Purwokerto, hunting, dan sebagainya. Aku juga pengen ngerasain, gimana sih rasanya mudik naik motor itu. Gimana sih rasanya perjalanan jauh dengan motor itu. Gimana sih rasanya bertualang pake motor itu. Dan, alhamdulillah tahun ini kesampaian.
Mudik naik verza, overall ENAK. Motor verza memang didesain untuk perjalanan jauh. Posisi duduknya nggak bikin pegel sama sekali. 16 jam di atas motor, punggung, bahu, tangan, kaki, nggak ada yang pegel satupun. Yang pegel cuma satu, maaf, pantat. kenapa malah di situ yang pegel? karena titik lemah verza cuma satu itu, yaitu shockbreaker belakang yang keras. Ditambah jalannya yang penuh lubang dan tambalan, kasihan sekali, maaf, pantatku. Dia harus berjuang 16 jam melawan kerasnya dunia. Bahkan beberapa kali, shockbreaker belakang kerasnya terasa seperti shockbreaker yang sudah mentok, padahal belum.
Untuk power, walaupun motorsport low-entry, tapi powernya beuuuh, sekenceng motorsport 150cc rata rata. walaupun aku nggak terlalu ngerti tentang torsi, akselerasi, RPM, newton meter (Nm), tapi verza emang kerasa kenceng. Tapi... giginya cuma lima. digeber sampe 110 km/h, mesin udah menggerung nggerung minta naik gigi satu lagi.
tunggu...
16 jam?
kok 16 jam?
bukannya Malang-Purwokerto cuma 12 jam?
ngapain aja 4 jam?
Nah, ini bagian yang mau aku ceritain. Naik motor harusnya bisa lebih cepet. Waktu itu aku ke ponorogo, yang harusnya 4-5 jam, naik motor cuma jadi 3 jam. Aku juga udah berharap ke purwokerto ini bisa cuma 10 jam, jadi buka puasanya di Purwokerto.
Ternyata enggak.
Yang pertama, karena kita pakai google maps. Google maps akan menunjukkan rute dengan jarak terpendek. Bukan ternyaman, teraman, termulus. Mana google tahu kalau jalan itu cuma selebar 2 meter, penuh lubang, lewat tengah hutan, gelap, nggak ada penerangan sama sekali. Yang google tahu, itu jarak terpendek. Dan... bodoh, kita percaya aja.
Alhasil, kita lewat jalan kecil kecil itu, jalan penuh lubang, jalan selebar 2 meter, jalan penuh kelokan, kanan kiri hutan, nggak ada penerangan sama sekali. Gelap, senyap, sunyi, SEREM YA ALLAH. GIMANA KALO TIBA TIBA MUNCUL SESUATU. Dan, pastinya kalo kita lewat jalan itu kecepatan rata rata cuma 20-40 km/h. Sangat lambat.
Akhirnya, kita tidak percaya lagi dengan google maps. Kita mencari jalan kita sendiri, jalan kebenaran. Kita mengandalkan kemampuan mengingat rute kota yang akan kita lewati, dan melihat petunjuk ijo yang ada di setiap perempatan.
Sayang sekali.
Waktu itu sudah gelap, sudah lewat pukul 7 malam, harapan mulai hilang. Waktu itu kita lewat wonosobo, harusnya lewat banjarnegara, purbalingga, lalu sampai di purwokerto. Ingat, tulisannya P-U-R-W-O-K-E-R-T-O. Kita tiba disebuah persimpangan, petunjuk jalan yang ijo ijo itu udah agak kusam, dan ya kita juga nggak bisa berhenti cuma untuk mbaca tulisan di petunjuk jalan itu dengan seksama. sedikit kebaca, Purwo.... apa gitu. PURWOKERTO! Belok kiri katanya. Ya udah kita belok kiri. Harapan pun kembali! Semangat menggebu-gebu! Purwokerto sudah dekat!
Lama lama... jalannya tambah sepi, lampu lampu mulai hilang, kosong, sepi, hmmmm. Bener a yo jalannya? kok gini banget. Kita coba buka google maps. dan.... AHAHAHAH INI DIMANA? kalau ngikutin jalur yang disediain google maps, kita terlempar jauh dari jalur itu. setelah ditelusuri, ternyata jalan yang kita lalui ini kalau diterusin bakal sampai Purworejo.
...
Purwo... apa?
Purworejo....
bukan Purwo...kerto
Dan kalau kita ke purworejo, artinya kita mbalik ke arah jogja, bukan malah ke purwokerto, semakin jauh dari purwokerto. AHAHAH. dan, ini udah lumayan jauh, udah hampir sampai di purworejo. Pukul 8 Malam, kita harus kembali ke jalan kebenaran. Dan, kami meminta maaf kepada google maps.
Alhamdulillah, sekitar pukul 10 kita sampai di Purwo yang kita tuju, yaitu Purwokerto. Capek? hmmm enggak. Pegel aja, maaf, pantatnya. Sisanya sehat wal afiat. Alhamdulillah ini menjadi pengalaman yang seru dan menyenangkan, termasuk tersesat itu adalah bagian yang seru.
Special Thanks untuk bapakku :)))
Karena beliau lah yang menemaniku selama perjalanan ini. Yang mengingatkan untuk istirahat. Yang mengingatkan kalo aku lagi ngelamun, terus di depan ada mobil ngeblong ngambil jalur orang. Intinta yang siap sedia, yang menjaga, yang menemani, sehingga 600km Malang-Purwokerto bisa tercapai.
Wassalamualaikum
Mantap gan
BalasHapusMantannn.
BalasHapus*Mantabbb